1. Latar
belakang
Sama seperti halnya mahluk hidup yang lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk
mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi
dengan cara membentuk biji. Biji tersebut dengan jalan reproduksi seksual yaitu
dengan bergabungnya sel kelamin jantan dari sebuk sari dengan sel kelamin
betina dari bakal buah. Bunga memiliki bagian jantan dan bagian betina. Bagian
jantan adalah benang sari yang terdiri atas, tangkai sari, kepala sari dan serbuk
sari. Dan bagian betina adalah putik yag terdiri atas, bakal buah di dalam
bakal bijiya terdapat sel kelamin betina, tangkai putik dan kepala putik.
Kepala putik berujung lengket untuk menangkap butir-butir sel jantan (Anonim a
2009 : 1).
Reproduksi tumbuhan terbagi atas reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif.
Reproduksi vegetatif pada tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin atau
tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik
dengan benang sari. Perkembangbiakan secara alami atau vegetatif alami adalah
berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi
pembuahan/anakan tanaman baru. Perkembangbiakan tidak kawin buatan atau
reproduksi vegetatif buatan, yakni berkembang biaknya tumbuhan dengan bantuan
campur tangan manusia. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif buatan, yaitu
mencangkok, merunduk/menunduk, menyetek dan menyambung/mengenten (Anonim b 2009
: 1).
Reproduksi generatif terbagi menjadi dua, yaitu pada angiospermae dan
gymnospermae. Angiospermae mempunyai organ reproduksi berupa bunga. Gametofit
jantan berkembang di dalam kepala sari dan gamtofit betina di dalam ovarium
suatu bunga. Bunga berkembang dari tunas yang dimampatkan dengan empat
lingkaran daun yang telah termodifikasi yang dipisahkan oleh ruas-ruas yang
sangat pendek. Keempat organ bunga ini, secara berurutan dari bagian luar ke
bagian dalam bunga, adalah kelopak bunga (sepal), mahkota bunga (petal), benang
sari (stamen), dan putik (carpel). Benang sari dan putik bunga mengandung
sporangia yang secara berturut-turut adalah ruangan tempat berkembangnya
gametofit jantan dan betina. Gametofit jantan adalah serbuk sari yang
mengandung sel sperma, yang terbentuk d dalam ruangan kepala sari (anther) pada
ujung serbuk sari. Gametofit betina adalah struktur mengandung telur yang
disebut kantung embrio yang berkembang di dalam struktur yang disebut bakal
biji (ovule) yang terbungkus oleh ovarium. Benang sari dan kepala putik
merupakan organ reproduktif bunga, sementara kelopak bunga san mahkota bunga
adalah organ nonreproduktif (Campbell 2003: 356).
Serbuk sari harus masuk ke bagian dalam bunga betina (putik) agar terjadi
pembuahan. Ada bunga yang melakukan penyerbukan d\sendiri, yaitu benang sari
berasal dari bunga yang sama. Ada penyerbukan dari bunga lain yang sejenis. Ada
berbagai cara agar serbuk sari masuk ke dalam kepala putik. Serbuk sari bisa
menempel di seluruh tubuh lebah dan kakinya, ketika hinggap di bunga lain
serbuk sari akan jatuh ke dalam kepala putik dan membuahinya. Bagian jantan dan
betina pada bunga tumbuhan. Benang sari atau bagian jantan terdiri dari kepala
sari dan tangkai sari. Putik atau bagian betina meliputi kepala putik, tangkai
putik dan bakal buah. Baik benang sari maupun putik dilindungi oleh kelopak
bunga dan daun mahkota. Keduanya membentuk mahkota bunga (Anonim a 2009 : 2).
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari dan mengenal sistem
reproduksi pada tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan yang menghasilkan biji terbagi atas gymnospermae (tidak berbunga dan
menghasilkan biji terbuka) dan angiospermae (menghasilkan bunga dan biji
tertutup). Pembuahan pada tumbuhan bukan hanya peleburan sperma dengan ovum,
melainkan juga sperma membuahi nti kandung lembaga sekunder menghasilkan
endosppermae tempat cadangan makanan disimpan (Anonim c 2009 : 1).
Reproduksi pada tumbuhan terdiri dari reproduksi vegetative dan reproduksi
generative. Reproduksi vegetatif, antara lain dengan membentuk zoospora,
fragmentasi, dan membelah diri. Dengan membentuk oospora ( spora keebara)
berupa sel reproduksi aseksual yang memiliki flagel (bulu cambuk), misalnya
pada Chlorococcum. Secara fragmentasi, yaitu pemotongan bagian tubuh menjadi
beberapa bagian. Setiap potongan tubuh dapat berkembang menjadi organisme baru,
misalnya pada Spirogyra. Dengan membelah diri, misalnya pada Navicula.
Reproduksi generatif, antara lain dengan konjusasi dan membentuk sel kelamin.
Konjugasi, yaitu reproduksi generatif pada organisme yang tidak diketahui jenis
kelaminnya. Untuk membedakan jenis kelamin ditandai dengan (+) dan (-).
Konjugasi diawali dengan plasmogonu (persatuan plasma) dilanjutkan dengan
kariogomi (persatuan inti sel). Reproduksi secara konjugasi terjadi pada
Spirogyra. Dengan pembentukan gamet (sel kelamin). yaitu sel telur (ovum) oleh
oogonium dan sperma oleh anteridium. misalnya pada Ulva dan Oedogonium (Anonim
b 2009 : 2).
Siklus hidup suatu tumbuhan berbunga dari perspektif evolusioner. Siklus hidup
angiospermae dan tumbuhan lain ditandai oleh pergiliran generasi (alternation
of generations), dimana generasi haploid (n) dan diploid (2n) bergiliran saling
menghasilkan satu sama lain. Tumbuhan diploid, yang disebut sporofit,
menghasilkan spora haploid melalui meiosis. Spora membelah melalui mitosis,
yang menjadi gametofit jantan dan betina, yang merupakan generasi haploid
mitosis dalam gametofit menghasilkan gamet-sel sperma dan sel telur.
Fertilisasi menghasilkan zigot doploid, yang menbelah melalui mitosis dan
membentuk sporofit baru. Pada angiospermae, sporofit adalah generasi yang
dominan dalam artian bahwa angiospermae adalah tmbuhan yang paling jelas
terlihat oleh mata ktia. Gametofit menjadi tereduksi selama evolusi menjadi
struktur-struktur yang sangat kecil yang secara keseluruhan terkandung di dalam
dan bergantung pada induk sporofitnya (Campbell 2003 : 355).
Berdasarkan kelengkapan bunga yg dimilikinya, bunga dibagi menjadi 2, yakni
bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adl bunga yg memiliki
semua kelengkapan bunga, yaitu kelopak, mahkota, benangsari, dan putik, contoh:
mawar, melati, kembang sepatu. Bunga tidak lengkap adalalah bunga yg tidak
memiliki salah satu atau lebih dari bagian-bagian bunga, contohnya bunga salak
dan kelapa. Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnnya, bunga dibagi menjadi
bunga sempurna dan bunga tak sempurnah. Bunga sempurna adalah bunga yg
mempunyai benang sari dan putik, contohnya melati. Bunga tak sempurna adalah
bunga yang hanya mempunyai satu alat kelamin saja, contohnya kelengkeng.
Berdasarkan asal dari serbuk sari, penyerbukan dibagi menjadi 4, yaitu : (1)
Sendiri : serbuk sari dari putik berasal dari satu bunga (2) Serumah / tetangga
: serbuk sari & putik berasal dari tangkai lain yang masih dalam satu pohon
(3) Silang : serbuk sari dan putik masing-masing berasal dari tanaman lain yang
masih satu varietas (4) Bastar : serbuk sari dan putik masing-masig berasal
dari tanaman lain yang beda varietas (Anonim d 2009 : 1).
Pada bunga, sel kelamin jantan terdapat pada serbuk sari dan sel kelamin betina
terdapat pada putik. Sebelum sel kelamin jantan bersatu dengan sel kelamin
betina, terjadi penyerbukan terlebih dahulu. Penyerbukan dibedakan menjadi tiga
macam, yakni penyerbukan sendiri, yang terjadi bila serbuk sari dan putik
berasal dari satu bunga. Penyerbukan serumah, terjadi bila serbuk sari dan
putik berasal dari bunga lain yang berasa pada satu tanaman. Penyerbukan
silang, terjadi bila serbuk sari dan putik masing-masing berasal dari tanaman
lain yang sejenis. Sampainya serbuk sari ke kepala putik, dapat melalui
perantara angin, hewan, air dan manusia. Perantara yang menyebabkan terjadinya
penyerbukan disebut polinator (Anonim c 2009 : 2).
Di dalam bakal biji terdapat sel diploid. Sel diploid mengalami meiosis
membentuk empat sel haploid. Dari empat sel tersebut, tiga diantaranya melebur
dan hanya tinggal satu sel. Satu sel ini mengalami tiga kali mitosis membentuk
delapan inti haploid. Kemudian, tiga inti bergerak ke ujung bakal biji, dan
tiga inti yang lain bermigrasi ke ujung lainnya. Keenam inti dikelilingi oleh
membran sel menjadi sel-sel yang terpisah. Sel di tengah dari tiga sel yang
berbeda dekat pembukaan (mikrofil) adalah sel telur. Dua inti yang berada di
tengah bakal biji disebut inti polar. Setiap kepala sari mengandung banyak sel
diploid. Tiap-tiap sel diploid tersebut mengalami meiosis membentuk empat sel
spora haploid. Tiap-tiap sel spora mengalami satu kali mitosis membentuk dua
sel haploid. Dengan demikian, setiap serbuk sari berisi dua sel, yaitu sel
tabung dan sel generatif. Sel generatif membentuk sperma setelah mencapai
kepala putik (Kusmayadi 2000 : 35-36).
Suatu serbuk sari menghasilkan suatu saluran yang memanjang terus ke bawah di
antara sel-sel tangkai putik menuju ovarium. Sel yang generatif tersebut
membelah diri melalui mitosis dan membentuk dua sel sperma, gamet jantan.
Butiran serbuk sari, sekarang dengan sebuah tabung yang mengandung dua sperma
adalah gametofit jantan dewasa. Dengan diatur oleh suatu atraktan kimia, yang
kemungkinan adalah kalsium, ujung tabung serbuk sari itu memasuki ovarium,
terus menerobos melalui mikropil dan membebaskan kedua sel spermanya di dalam
kantung embrio. Satu sel sperma membuahi sel telur untuk membentuk zigot
(Campbell 2003 : 361).
Bersamaan dengan pembentukan spermatozoid, di dalam ruang bakal biji terjadi
pembentukan sel telur. Sel telur berasal dari inti kandung lembaga. Inti
kandung lembaga membelah berulang-ulang sehingga menghasilkan delapan buah
inti. Tiga inti yang berada di daerah kalaza disebut antipoda. Dua inti di
tengah bergabung membentuk inti kandung lembaga. Tiga inti yang lain
menempatkan diri di dekat miktofil. Inti pengampitannya disebut sinergid,
sedangkan yang diapit disebut ovum (sel telur). Setelah selesai pembentukan sel
telur, berarti sel telur telah siap menerima kedatangan inti spermatozoid. Dua
spermatozoid masuk ke dalam kandung lembaga. Spermatozoid pertama membuahi ovum
menghasilkan zigot, sedangkan spermatozoid lainnya membuahi inti kandung
lembaga menghasilkan calon endosperma atau calon putik lembaga. Jadi, dalam
proses pembuahan pada tumbuhan biji tertutup dihasilkan dua macam, sehingga
pembuahan pada tumbuhan berbiji tertutup disebut pembuahan ganda. Berbeda
dengan tumbuhan berbiji terbuka. Spermatozoid yang dihasilkan oleh serbuk sari
akan membuahi sel telur sehingga hanya dihasilkan zigot saja. Pembuahan pada
tumbuhan berbiji terbuka disebut pembuahan tunggal (Prawiwohartono 2004 : 33).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at , 20 Maret 2009. Pukul 13.30-15.00 WIB
bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah silet. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah Alamanda sp, Caesalpinia pulcherrima, Canna sp, Carica papaya,
Hibiscus rosasinensis, Pinus mercusii, dan Vanda sp.
3.3. Cara Kerja
Semua bahan yang dibawa dibagi sesuai dengan jenisnya (Angiospermae dan
Gymnospermae), diperhatikan bahan yang dibawa dan digambar serta diberi
keterangan setiap bagian-bagiannya. Kemudian bahan dibelah dan dilihat bagian
dalamnya, diamati dan digambar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapat hasil sebagai berikut:
a. Alamanda sp
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida
Ordo : Gentlanales
Family : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Spesies : Allamanda sp
Nama Umum : Bunga alamanda
Keterangan
1. Corolla
2. Calyx
3. Pediculus
4. Stamen
5. Stele
6. Ovarium
b. Caesalpinia pulcherrima
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
Spesies : Caesalpinia pulcherrima
Nm Umum : Bunga merak
Keterangan
1. Stamen
2. Anther
3. Corolla
4. Petal
c. Carica papaya
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Caricales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
Nama Umum : Bunga pepaya
Keterangan
1. Corolla
2. Petal
d. Canna sp
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Liliopsida
Family : Zingiberales
Genus : Canna
Spesies : Canna sp
Nm Umum : Bunga Kana
Keterangan
1. Stamen
2. Corolla
3. Calyx
4. Pediculus
5. Ovul
6. Ovari
e. Hibiscus rosasinensis
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosasinensis
Nm Umum : Bunga Sepatu
Keterangan
1. Corolla
2. Petal
3. Carpel
4. Stele
5. Stamen
6. Fillamen
7. Sepal
8. Calyx
9. Epicalyx
f. Pinus mercusii
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus mercusii
Nm Umum : Pinus
Keterangan
1. Strobilus betina
2. Strobilus jantan
g. Vanda sp
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Family : Orchidaceae
Genus : Vanda
Spesies : Vanda sp
Nm Umum : Anggrek
Keterangan
1. Carpel
2. Sepal
3. Petal
4.2. Pembahasan
Bunga ialah struktur pembiakan untuk tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan
dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandungi organ-organ tumbuhan, dan
fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk
tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi yang
berikut, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran
individu-individu sesuatu spesies secara luas. Selepas persenyawaan, sebahagian
daripada bunga itu akan berkembang menjadi buah yang mengandungi biji-biji.
Organ-organ yang berlainan dalam tumbuhan berbunga menghasilkan dua jenis spora
pembiakan, iaitu debunga (spora jantan) dan ovul (spora betina). Bagaimanapun,
kedua-dua jenis spora ini berada bersama-sama dalam strobilus (iaitu sekumpulan
sporofil yang kelihatan seakan-akan kon) bisporangiat (terdiri daripada
mikrosporofil dan megasporofil) yang merupakan bunga yang tipikal.
Reproduksi pada tumbuhan gymnospermae berbeda dengan reproduksipada tumbuhan
angiospermae. Hal ini sesuai dengan pendapat Muslim (2004 : 248) bahwa pada
reproduksi gymnospermae, pembuahan atau peristiwa menyatunya sperma dengan ovum
akan menghasilkan zigot yang kemudian menjadi embrio atau lembaga, maka
pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal. Berbeda dengan tumbuhan
angiospsermae, pembuahannya disebut pembuahan ganda, karena inti sperma yang
membuahai ovum yang berada dekat liang bakal biji dan menghasilkan zigot (2n).
Sebaliknya, satu inti sel sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga sekunder
yang berkembang menjadi endosperm yang berfungsi sebagai cadangan makanan
Strobilus jantan pinus berada pada cabang pohon yang berbeda dengan strobilus
betina. Hal ini sesuai dengan pendapat Muslim (2004 : 246) bahwa kedudukan
strobilus jantan berada di tengah atau bawah cabang pohon, sedangkan strobilus
betina kebanyakan berada diujung cabang pohon. Posisi ini bertujuan memudahkan
strobilus betina untuk menangkap serbuk sarid dari strobilus jantan.
Penyerbukan dilakukan dengan perantara angin. Keadaan strobilus jantan dan
betina yang terpisah disebut uniseksual. Namun ada beberapa pinus yang
mempunyai strobilus biseksual (dalam satu strobilus terdapat alat kelamin
jantan dan alat kelamin betina)
Terdapat bagian bagian dalam bunga jantan dan bunga betina. Hal ini sesuai
dengan pendapat Anonim f (2009 : 1) bahwa pada bunga jantan (males/stamina
cone), tiap scales (microsporophyll berisi dua kantung tepung sari
(pollensac/microsporangia). Pada bunga betina (female/ovulate cone), tiap scale
(microsporophyll) memiliki dua ovule (megasporangia) pada permukaan atasnya.
Pinus mercusii merupakan tumbuhan berumah satu, yang mana alat reproduksi
jantan dan betinanya berada pada satu rumah atau pohon. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anonim d (2009 : 2) bahwa tumbuhan berumah satu adalah tumbuhan yang
memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tumbuhan baik pada satu
bunga ataupun pada bunga yang berbeda. Contoh tumbuhan berumah satu adalah kacang-kacangan,
jambu-jambuan, dan terung-terungan. Sedangkan tumbuhan berumah dua adalah
tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam tumbuhan yang
berbeda. Contoh tumbuhan berumah dua adalah salak dan pakis haji.
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah monodioecious' (berumah tunggal
sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci
(hermafrodit). Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim f (2009 : 1) bahwa
tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun
jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara
"partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur),
dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga
berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada
tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada
daerah sekitar pucuk. Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya
meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda
hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan
memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Kelamin jantan pepaya
ditentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari keseluruhan panjangnya
tidak mengalami rekombinasi, Suatu penanda genetik RAPD juga telah ditemukan
untuk membedakan pepaya berkelamin betina dari pepaya jantan atau banci.
Kembang sepatu merupakan bunga sempurna karena memiliki struktur bunga yang
lengkap. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim f (2009 : 1) Kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal
dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan
subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai
kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau
bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye
hingga merah tua atau merah jambu. Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang
dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis
kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan
hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari
berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah
berbentuk kapsul berbilik lima. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar
bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping.
Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Pinus mercusii secara khas memiliki batang utama yang tunggal dengan
percabangan yang menyebar terpusar, yang bercabang lagi dengan cara yang sama.
Daunnya ada dua macam, daun sejati dan daun sisik. Daun sejati secara popular
disebut jarum, karena bentuknya panjang dan lampai, terletak pada pusuk pendek
(kecuali pada semai muda); menurut jenisnya ada 2,3, atau 5 daun sejati yang
tergabung dalam sati berkas di ujung setiap pucuk pendek tempat menempelnya
rontok. Hal ini sesuai dengan pendapat A.R.Loveless (1989: 108) bahwa bakal
biji pinus terdapat pada dua macam runjung yang berbeda. Kedua runjung ini
tumbuh pada puhon yang sama, tetapi hamper selalu pada cabang yang berbeda.
Runjung betina dihasilkan pada ujung cabang pendek lateral (yaitu mengganti
cabang panjang) di dekat ujung beberapa ranting tahun yang bersangkutan.
Runjung jantan jauh lebih kecil dan jauh lebih bervariasi aripada runjung
betina. Runjung jantan tersusun dalam gerombolan pucuk samping (yaitu menempati
pucuk pendek) tepat di belakang kuncup ujung ketika belum terbuka pada awal
musim tumbuh.
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga
dengan anggota jenis terbanyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim f (2009 :
1) cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging":
tebal dengan kandungan air yang tinggi. Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek
yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung
menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik,
seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan
berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang"
(monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya. Daun
anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang khas monokotil.
Daun dapat pula menebal, berfungsi sebagai penyimpan air. Bunga anggrek
berbentuk khas menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain.
Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang,
muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga
(sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal).
Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang
melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang
sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram
kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang
harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa
serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan
terjadi penyerbukan.
Caesalpinia pulcherrima (bunga merak), mempunyai bagian-bagian mahkota, benang
sari dn putik. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim g (2009 : 1) bahwa bunga
merak disebut dengan bnga majemuk, Karena pada satu tangkainya terdapat lebih
dari satu bunga. Organ bunganya tersusun dari luar, urutan dari lingkaran
paling luar adalah sepal (kelopak bunga), petal (mahkota bunga), hingga putik
dan benang sari. Stamen pada caesalpini pulcherrima ini berukuran panjang,
menjuntai panjang keluar bagian mahkota bunga. Warna mahkotanya pun cerah dan
bergelombang.
Alamanda sp termasuk tumbuhan angiospermae. Hal ini sesuai dengan pendapat
Anonim h (2009: 1)Alamanda sp memiliki mahkota yang berbentuk sepeti terompet,
dan berwarna kuning. Organ reproduksi putik dan benang sarinya tidak tampak
jelas diantara bundaran mahkota. Alamanda sp termasuk dalam divisi
Magnoliophyta dan kelas Magnoliopsida.
Canna sp merupakan tanaman hias yang berasal dari daerah tropis. Hal ini sesuai
dengan perndapat Anonim i (2009 : 1) bahwa tanaman Canna sp ini dijumpai hampir
di seluruh wilayah Indonesia. Sebutan lain untuk bunga kana antara lain bunga
tasbih, atau bunga ganyong. Bunga kana ini memiliki mahkota yang besar dan
ukuran tanaman pendek, berwarna cerah. Bagian-bagian dari bunga kana adalah
stamen, corolla, calyx, ovul dan ovari.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Reproduksi tumbuhan terbagi atas reproduksi vegetatif dan reproduksi
generatif.
2. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin atau
tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik
dengan benang sari.
3. Reproduksi generatif terbagi menjadi dua, yaitu pada angiospermae dan
gymnospermae. Angiospermae mempunyai organ reproduksi berupa bunga.
4. Gametofit jantan berkembang di dalam kepala sari dan gametofit betina di
dalam ovarium suatu bunga.
5. Bunga lengkap adl bunga yg memiliki semua kelengkapan bunga, yaitu kelopak,
mahkota, benagsari, dan putik,
6. Pada bunga, sel kelamin jantan terdapat pada serbuk sari dan sel kelamin
betina terdapat pada putik.